|
KUANSING - Ketua DPRD Kabupaten Kuansing, Adam, terpilih secara
aklamasi sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kuansing. Ia menggantikan Bupati
Andi Putra yang tersangkut kasus korupsi.
Untuk diketahui, Adam saat ini duduk sebagai ketua DPRD
Kuansing. Ia merupakan putra kandung dari mantan Bupati Kuansing dua periode,
Sukarmis, dan adik kandung dari Andi Putra.
Menanggapi Golkar dan kepemimpinan di Kuansing yang tak terlepas
dari Keluarga Sukarmis tersebut, pengamat politik dari Universitas Islam Riau,
Panca Setyo Prihatin mengatakan, ada dua sisi yang bisa ditarik dari realita di
Kuansing tersebut.
"Kita harus melihat dari dua sisi, yang pertama kita
melihat, pak Sukarmis mampu melakukan kaderisasi, walaupun dalam tanda petik
ini oligarki keluarga. Tapi paling tidak, dia berhasil melakukan kaderisasi,
dan meyakinkan publik bahwa orang yang dia tawarkan ini orang yang mampu
memberikan kontribusi. Memang rumus politik itu begitu, dia akan mempertahankan
basis kekuasaan. Karena partai politik merupakan basis utama untuk orang
mempertahankan kekuasaan," kata Panca saat berbincang dengan wartawan,
Rabu (12/1/2022).
Terlepas dari bagaimana keluarga Sukarmis mendapatkan dukungan
publik, tidak bisa dipungkiri bahwa Sukarmis dan anak anaknya mampu untuk
menduduki posisi-posisi yang diamanahkan masyarakat kepadanya. Dimana Sukarmis
yang merupakan Bupati dua periode saat ini duduk di DPRD Riau. Andi Putra yang
saat ini tersangkut kasus korupsi duduk menjadi Bupati, dan Adam yang saat ini
diamanahkan menjadi ketua Golkar Kuansing menggantikan Andi Putra duduk sebagai
ketua DPRD Kuansing.
"Nah, bicara soal sisi yang lain, ketika oligarki politik
ini menjadi domainnya pak Sukarmis dan keluarga, mesti dilihat dari perfektif
pendidikan politik ke publik. Bahwa partai politik merupakan alat untuk
menyampaikan aspirasi kepentingan publik. Harusnya ini kan soal orang menduduki
posisi itu, itu bisa dilihat dari kapasitas, bukan hanya keluarga. Tapi ya
begitulah kondisi politik kita hari ini. Partai politik jadi alat satu-satunya
untuk mempertahankan kekuasaan, ya itu dia pegang, How the way to get a power
forever. Jadi bagaimanapun juga dia akan mempertahankan itu," cakapnya.
Seharusnya, dari sisi ideal, sambung Panca kesempatan untuk
memimpin Golkar setelah dari Sukarmis dan Andi Putra adalah memberikannya
tonggak kepemimpinan kepada kader lain, namun sejauh ini kekuatan politik yang
besar dan mengakar, sehingga tak ada yang bisa melawan.
"Dari sisi pendidikan politiknya saya kira harus
dikoreksi," ujarnya.
Lebih jauh, bagi Golkar sendiri, kata Panca, di Kuansing dan
Inhu sudah sangat mengakar, kepemimpinan figur Sukarmis di Kuansing, dan
Sugianto di Inhu dimana masyarakat sudah lama menaruh harapan pada Golkar di
dua daerah ini.
"Akar basis Partai Gilkar di Riau, ada di Kuansing dan
Inhu, karena sudah lama mengakar di situ. Maka tidak ada reformasi di tubuh
partai politik, reformasi hanya ada di pemerintah eksekutif. Anggota dewan saja
bisa diberhentikan dari partai kan, itulah tandanya tak ada reformasi di tubuh
partai politik," tukasnya.
0 Komentar