|
Harianwarta1.com - Selain muncul usulan penambahan masa
jabatan Presiden, terbaru kembali disuarakan tentang presiden bisa maju selama
3 periode.
Meski pihak Istana berkali-kali menegaskan menolak, nyatanya
dorongan terus muncul. Bahkan juga sudah beredar sebuah poster dukungan Prabowo
calon presiden dan berpasangan dengan Jokowi sebagai pendampingnya.
Pengamat politik Iwel Sastra berpendapat Sah saja ada pihak yang
menggaungkan wacana agar Jokowi maju sebagai Cawapres mendampingi di Pilpres
2024 mendatang.
Namun demikian, Iwel melihat wacana itu sangat sulit terwujud.
Apalagi kalau Jokowi harus menjadi Cawapres, secara politik tidak menguntungkan
bagi Presiden dua periode itu.
"Dari presiden turun pangkat jadi wakil presiden tentu
tidak menguntungkan bagi Jokowi," demikian analisa Direktur Mahara
Leadership ini kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (12/1).
Lebih lanjut Iwel menganalisa, sikap politik Jokowi akan tidak
jauh berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2014 silam.
SBY, kata Iwel, saat itu dengan tegas menolak. Ia menegaskan
penolakannya karena merasa dilecehkan dengan mengemukanya usulan itu.
"Waktu itu sama halnya dengan Jokowi, SBY sudah menjabat 2
periode sehingga tidak bisa maju lagi sebagai Capres. SBY merasa dilecehkan dan
diperolok-olok dengan usulan tersebut," terang Iwel.
0 Komentar