|
PEKANBARU - Sepanjang tahun 2021, SKK Migas – KKKS Wilayah Riau berhasil
melakukan pengeboran sumur sebanyak 263 sumur dari target pengeboran yang
direncanakan.
"Ada 263 sumur yang dibor selama 2021. Jumlah tersebut
berasal dari pengeboran yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia, PT
Pertamina Hulu Rokan, EMP Bentu Ltd, BOB PT BSP – Pertamina Hulu, EMP Malacca
Strait SA dan Texcal Mahato," ujar Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut
Rikky Rahmat Firdaus, Kamis (13/1/2022).
Ia mengatakan untuk capaian lifting minyak di Riau relatif
stabil mendekati target APBN sebesar 97 persen. Lifting terhitung berasal dari
KKKS BOB PT BSP Pertamina Hulu, PHE Kampar, Pertamina Hulu Rokan, PT Imbang
Tata Alam, Texcal Mahato, PHE Siak, PEP Lirik dan SPR Langgak.
Sedangkan capaian gas di tahun 2021 mencapai rata-rata 84.8
MMSCFD yang berasal dari EMP Bentu Ltd dan Imbang Tata Alam. SKK Migas – KKKS
Wilayah Riau terus berusaha untuk melakukan kegiatan masif dalam rangka untuk
memenuhi penerimaan negara berdasarkan APBN 2021.
"Upaya tersebut direalisasikan melalui optimalisasi lifting
terhadap stok minyak yang ada di lapangan dan terminal sehingga capaian lifting
provinsi Riau mencapai 182,026 BOPD," jelasnya.
Dalam skala nasional, penerimaan negara dari sektor hulu migas
mencapai US$ 14.03 Milyar atau sekitar 192 persen dari target APBN yang
bersumber dari hasil lifting minyak dan gas.
Lifting minyak mentah nasional tahun 2021 mencapai 241 Juta
barrel. Dari capaian tersebut, Wilayah Provinsi Riau yang masih menjadi andalan
penghasil minyak mentah nasional memberikan kontribusi volume sekitar 66,15
Juta Barrel atau sekitar 27,45% nasional.
"Peningkatan Lifting juga tidak terlepas dari gencarnya
pengeboran sumur pengembangan secara nasional di tahun 2021, atau sebanyak 480
sumur atau tertinggi selama 6 tahun terakhir," jelasnya.
Selain memberikan kontribusi penerimaan negara melalui lifting
dan menjadi sumber PNBP Migas dan Dana bagi hasil, sektor hulu migas juga
memberikan efek berganda bagi perekonomian daerah. terhadap penerimaan daerah
melalui pajak penerangan jalan.
Sepanjang tahun 2021, penerimaan daerah melalui pajak penerangan
jalan di industri hulu migas tercatat telah mencapai Rp36,5 miliar yang
langsung disetorkan ke kas daerah masing-masing Kabupaten/Kota. Industri hulu
migas juga selalu berkomitmen menjalankan Program Pengembangan Masyarakat di
bidang Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, infrastruktur dan Lingkungan, sebagai
bentuk tanggung jawab sosial SKK Migas bersama KKKS yang secara rutin
mengalokasikan anggaran setiap tahun untuk melaksanakan program yang juga
melibatkan pemerintah daerah bersama masyarakat tempatan.
Lanjut Rikky, adanya Pandemi Covid-19 sempat membuat industri
hulu migas terkena imbasnya. Namun dengan upaya-upaya massif yang dilakukan
perlahan sektor hulu migas mulai kembali stabil dengan telah tervaksinnya seluruh
pekerja hulu migas yang mencapai 27. 000 pekerja.
"Dengan bersinergi bersama KKKS Wilayah Riau, sektor hulu
migas juga berkontribusi dalam penanganan Bantuan Covid-19 di Wilayah Riau
dengan total bantuan hampir mencapai Rp20 miliar," tukasnya.
0 Komentar