|
PEKANBARU - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau
menyatakan inflasi Riau pada tahun 2022 diperkirakan akan lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2021.
Hal ini disampaikan Deputi Kepala BI Riau Maria Cahyaningtyas,
Selasa (18/1/2022). Ia mengatakan hal ini karena tahun 2022 diperkirakan akan
terjadi peningkatan permintaan domestik seiring kondisi perekonomian Riau dan
Nasional yang lebih baik.
"Kondisi tersebut akan mendorong kenaikan harga sejumlah
komoditas, terutama yang selama pandemi belum mengalami kenaikan harga karena
minimnya permintaan," ujar Maria Cahyaningtyas, Selasa (18/1/2022).
"Akibat potensi kenaikan tersebut, inflasi Riau pada tahun
2022 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021 namun tetap
tetap berada pada kisaran 3 persen plus minus 1 persen," imbuhnya.
Ia mengatakan untuk memitigasi peningkatan inflasi tersebut,
TPID Riau akan selalu berupaya meningkatkan efektivitas strategi 4K yaitu
Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi dan
Komunikasi efektif.
"Koordinasi dengan berbagai institusi terkait akan semakin
diperkuat," cakapnya.
Sebelumnya berdasarkan rilis data inflasi oleh Badan Pusat
Statistik, tingkat inflasi bulanan di Provinsi Riau pada Desember 2021 tercatat
sebesar 0,05 persen (mtm), atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada
bulan sebelumnya di November 2021 sebesar 0,38 persen (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, realisasi inflasi tahunan Riau
pada 2021 tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 1,54 persen (yoy).
"Rendahnya inflasi Riau pada 2021 tidak terlepas dari
sinergi TPID se-Provinsi Riau. Salah satunya melalui inisiasi Kerjasama Antar
Daerah (KAD) untuk menjaga kontinuitas pasokan," cakapnya.
Sepanjang 2021, TPID se-Provinsi Riau berhasil menginisiasi 5
KAD dengan daerah sentra produksi, antara lain Sumatera Utara untuk komoditas
cabai merah, Sumatera Barat untuk komoditas beras, dan DKI Jakarta untuk
komoditas daging sapi.
Memasuki 2022, Tyas mengatakan sejumlah risiko harus diwaspadai
pihak terkait agar inflasi tetap terkendali. Risiko tersebut diantaranya masih
tingginya ketergantungan Riau terhadap pasokan komoditas pangan dari daerah
lain, lalu berbagai komoditas yang terdampak penyesuaian cukai rokok, pengenaan
cukai plastik, dan pengenaan cukai minuman berperisa.
0 Komentar