|
PEKANBARU - Luas eksisting mangrove di Provinsi Riau pada 2021
tercatat mencapai 224.895 hektare (Ha), dan potensi rehabilitasinya mencapai
12.207 Ha.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi
Riau, Mamun Murod mengatakan, ekosistem mangrove di Riau berada enam daerah.
Yakni Kabupaten Bengkalis, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, Kota Dumai,
Pelalawan, Rokan Hilir (Rohil), dan Siak.
Dimana mangrove dibagi berdasarkan kerapatan tajuk. Untuk
kerapatan mangrove lebat, potensinya terdapat 219.070 Ha. Untuk mangrove
sedang, terdapat 2.537 Ha. Sedangkan kerapatan mangrove jarang mencapai 3.288
Ha.
"Secara keseluruhan, rehabilitasi Mangrove 2021 di Riau
meningkat seluas 5.050 Ha. Kegiatan ini menyerap tenaga kerja 210.823 HOK,
dengan target penanaman bibit mangrove sebanyak 14.704.000 batang," kata
Mamun Murod saat menjadi narasumber dalam lokakarya pengembangan pengelolaan
pesisir terpadu dan mempromosikan solusi iklim alami di Kabupaten Bengkalis,
Rabu (19/1/2022).
Dari keseluruhan ekosistem mangrove yang ada di Riau, sebut
Mamun Murod, Kabupaten Bengkalis merupakan daerah dengan eksisting mangrove
seluas 26.757 Ha. Lalu, potensi rehabilitasi mangrove di Bengkalis mencapai
1.628 Ha.
Melalui skema pemulihan ekonomi nasional (PEN) BPDAS HL atau TP
BRGM, pada tahun 2021 juga telah dilaksanakan rehabilitasi mangrove di
Bengkalis seluas 1.050 Ha, dengan jumlah 49.362 HOK.
"Diantaranya ada 3.281.700 bibit yang ditanam. Dan dari
dana APBD, Desa Teluk Pambang terdapat dua kelompok dengan luas tanam 16 hektar
dengan total 58.080 bibit," jelasnya.
Kemudian, untuk eksisting mangrove di Inhil luasnya mencapai
127.144 Ha, Kepulauan Meranti 30.113 Ha, Dumai 3.477, Pelalawan 11.394 Ha,
Rohil 23.335 Ha, dan Siak 2.675 Ha.
"Sedangkan untuk potensi rehabilitasi mangrove di Inhil
3.116 Ha, Kepulauan Meranti 814 Ha, Dumai 175 Ha, Pelalawan 37 Ha, Rohil 464
Ha, dan Siak 148 Ha," tutupnya.
0 Komentar