|
PEKANBARU - Akselerasi ekonomi Riau akan berlanjut pada tahun 2022.
Masih tingginya prospek ekonomi global tahun 2022, akan menopang permintaan
dari mitra dagang Riau.
Selain itu, prospek harga CPO dan minyak juga diperkirakan masih
berada di level tinggi. Kondisi tersebut akan mendorong perekonomian tidak
hanya dari sisi ekspor tetapi juga konsumsi rumah tangga dan investasi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Decymus
mengatakan permintaan untuk produk turunan CPO seperti olahan makanan, hand
sanitizer, dan sabun, diperkirakan tetap tinggi mengikuti kebiasaan yang telah
terbangun dalam 2 tahun terakhir.
Faktor lain yang turut mendorong permintaan CPO adalah tingginya
harga komoditas minyak kedelai yang merupakan substitusi CPO.
"Sehingga, harga komoditas utama seperti CPO dan karet
diperkirakan masih berada dalam level yang tinggi," ujar Decymus, Rabu
(12/1/2022).
Ia mengatakan peningkatan harga komoditas utama turut menguatkan
daya beli masyarakat sehingga konsumsi rumah tangga mengalami akselerasi pada
tahun 2022.
Membaiknya permintaan komoditas utama juga mendorong investasi
kembali meningkat, terutama untuk peningkatan kapasitas produksi. Kondisi ini
semakin diperkuat oleh berbagai infrastruktur pendukung termasuk kawasan
industri yang telah siap menampung pengembangan industri di Riau.
"Pada aspek lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Riau
didorong oleh meningkatnya produksi pada industri pengolahan dan pertanian.
Peningkatan kinerja industri pengolahan didukung permintaan CPO masih akan
tinggi sebagaimana proyeksi World Bank," sebutnya.
Di samping itu, implementasi kebijakan biodiesel akan mengalami
upgrading dengan penerapan porsi menjadi B40. Kinerja sektor pertanian
diperkirakan tumbuh positif, terutama bersumber dari subsektor perkebunan
kelapa sawit, yang ditopang oleh kondisi cuaca yang mendukung.
"Curah hujan tinggi pada akhir 2021 juga mendorong
tingginya produksi kelapa sawit pada triwulan III dan IV tahun 2022. Selain
itu, program replanting yang masih berlangsung akan mendorong peningkatan
produktivitas," terangnya.
Lanjut Descymus, selain itu, sektor pertambangan diperkirakan
akan tumbuh positif, melepas periode kontraksi dalam beberapa periode terakhir.
Peralihan blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina Hulu
Rokan (PHR) pada Agustus 2021, akan berdampak signifikan pada tahun 2022.
Investasi yang telah disiapkan oleh pemerintah, akan mendorong
produksi lifting minyak yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021.
Dengan kondisi tersebut, produksi minyak Riau akan menekan defisit neraca
perdagangan nasional.
Dampak pandemi yang lebih minim, akan mendorong kinerja sektor
perdagangan. Perluasan vaksinasi dan meredanya Covid-19, akan menjadi faktor
pendorong aktivitas perdagangan yang masif pada tahun 2022.
Begitu pula dengan sektor akomodasi dan restoran, diperkirakan
juga meningkat seiring kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition) yang diperkirakan telah kembali normal.
"Perkembangan positif ekonomi Riau didukung inflasi Riau
yang diperkirakan tetap terkendali dalam kisaran target sebesar 3,0±1%,"
ucapnya
Koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, Kepolisian
Daerah (Polda) dan pihak terkait lainnya dalam kerangka TPID, menjadi kunci
yang akan terus diupayakan.
"Penguatan dilakukan dengan fokus pada kerja sama antar
daerah, meningkatkan produksi lokal dan pengaturan pola tanam, meningkatkan
kualitas data pasokan, menjaga kelancaran dan efisiensi rantai distribusi, dan
pengelolaan ekspektasi masyarakat," pungkasnya.
0 Komentar